Sabtu, 22 Maret 2014

Rain (12.17)


Hari ini hujan mengguyur deras kotaku, dan kotamu. Gerimis tak lagi datang, berganti awan menghitam dan hujan yang mengguncangku. Dalam percikan air yang jatuh, kupanjatkan harapan. Semoga aku bisa memandangmu hari ini. Dibalik hujan yang tak henti. Kususuri jalan , kulihat ke arah belakang, berulangkali. Kau tak ada. Walaupun kita tak berjauhan, aku tak bertemu denganmu siang ini. ku terus memandang hujan yang jatuh, bersama butiran harapan yang pergi. Aku merindukanmu, aku ingin bisa melihatmu, tersenyum atau menjulurkan lidahmu ke arahku. Meski kita bukan siapa-siapa yang istimewa lagi.
Aku baru sadar, kau benci hujan. Hujan itu merepotkan. Kau harus pakai jas hujan agar kau tak kehujanan, agar kau tetap baik-baik saja, agar esok kau masih bisa tersenyum, agar esok kau masih bisa sekolah, agar esok kau tidak sakit. Aku lupa jika kau pernah mencintai hujan juga, karena hujan menyimpan semua kenanganmu dengannya. Dia yang ada sebelum aku. Dia yang jadi cinta pertamamu. Dia yang semakin cantik dan mempesona. Dia yang selalu pakai hiasan di rambutnya. Dia yang berbeda dariku. Dan dia yang sebabkan hubungan ini berakhir secara tidak sengaja.
Kubuka ponselku. Tak ada pesan darimu. Kau masih belum mengisi pulsa elektronikmu. Kau terlihat biasa saja ya. Seakan tidak butuh pulsa itu. Ya, kau bisa pakai paket internet dengan ponsel barumu. Mengirim pesan sosial media kepada calon penggantiku. Bersiap. Packing untuk segera lari dariku.
Aku menunggumu. Tenang saja. Tapi aku lelah menunggumu yang tak mencariku mungkin. Mungkin aku terlalu membesarkan masalah kecil. Mungkin aku terlalu banyak permintaan, berbeda dengan wanita lain yang kau temui selain aku. Aku tahu kau masih menghubungiku. Dan kuakui aku tanpa pesan darimu merasa sepi dan tanpa teman. Aku memang membutuhkanmu. Tapi aku benar-benar tak sanggup jika nanti kulihat kau bersama yang lain. Aku selalu berfikir untuk pergi, agar kau tahu rasanya kehilangan orang yang benar-benar mencintaimu dengan tulus sepertiku. Tapi aku takut, aku takut jika kau takkan merindukanku. Aku takut kau hanya biarkan aku pergi tanpa menahanku. Sedangkan aku yang sudah jauh darimu belum bisa memusnahkan perasaan ini. perasaan selalu ingin memiliki, dan menjadi satu-satunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar