LELAKI, WANITA, PERASAAN, DAN LAINNYA
Menurutku
semua lelaki sama saja.
Mereka
berjuang diawal, lalu menghempaskan di akhir.
Mereka penuh
cinta diawal, dan penuh kepalsuan di akhir
Mereka
pangeran di awal, namun bajingan di akhir.
Tapi tak
munafik. Kita sebagai wanita butuh mereka. Sebagai pelengkap. Sebagai pasangan.
Dan bukan sebagai penghancur suatu organ bernama ‘hati’.
Seperti yang
banyak dikutip di twitter, atau banyak sosial media. Lelaki itu hanya berjuang
di awal, lalu terlalu lelah di tengah perjalanan. Hingga di suatu titik ia
memutuskan untuk berhenti. Entah terlalu sangat sangat lelah berkeringat, atau
lelah karena berlari di jalan yang sama, tikungan yang sama, suasana yang sama.
Panggil saja kelelahan yang kedua itu dengan ‘bosan’.
Atau mungkin
salah wanitanya. Mereka berlaku bak putri saat masa-masa pendekatan itu. Mereka
amat memahami laki-laki, mereka menutupi segala minus, demi mempertahankan
lelaki agar lelaki yang belum sempat menjadi pacar itu tidak pergi. Atau Putus
sebelum jadian. Lalu post di sosial media, di beri harapan orang lain.
Begitulah. Karena sama-sama memasang topeng kepalsuan yang sempurna, ketika
masa menjadi kita itulah ketika mereka membuka topeng masing-masing.
Ini wujud
asliku. Ada yang memang sama dengan di awalnya, atau ada yang sangat berbeda
dengan di awalnya. Penyesuaian lagi. Kalau tidak sesuai? Kandas.
Saat lelaki
banyak berjanji pada wanitanya, ia tak akan meninggalkan wanitanya. Janganlah
percaya dulu. Jangan percaya apa katanya saat ia sedang sangat bahagia atau
sangat sedih. Percayalah itu semua hanya kebohongan. Nyatanya, mereka
meninggalkan.
Tapi mereka
egois. Tetap bersama kita meskipun sudah tak ada lagi cinta. Tetap ingin
berteman. Alasan yang mudah sekali dilontarkan, tapi perlu banyak waktu
pencernaan di kubu wanita. Jelas saja mereka tidak ingin jauh dari kita. Karena
kita selama ini memperhatikannya. Menyayanginya. Bagaimana mungkin seorang
burung meninggalkan sebuah sarang, sebelum ia tahu apa yang akan muncul di
sarang yang lain? Begitulah. Mereka memilih bertahan karena belum ada yang
lain. Saksikan saja seberapa lama mereka bertahan. Ketika mereka mengetahui
dimana sarang yang tepat. Saat itulah mereka pergi. Wanita dihempaskan tanpa
toleransi. Lalu terbang seakan tak pernah singgah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar